35 Koperasi Binaan Dinkopukm Purbalingga Ikuti Bimtek Penilaian Kesehatan Koperas

Sebanyak 35 koperasi binaan Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Purbalingga mengikuti kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penilaian Kesehatan Koperasi yang diselenggarakan oleh Dinkopukm Kabupaten Purbalingga. Kegiatan yang berlangsung selama satu hari ini diikuti oleh para pengurus koperasi dan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinkopukm Purbalingga, Endi Astono, S.Sos.

Bimtek ini menghadirkan Joko Yulianto, Direktur PT Bina Eduka Cendikia, yang juga merupakan praktisi dan pemerhati koperasi nasional, sebagai narasumber utama. Dalam paparannya, Joko Yulianto menekankan pentingnya penilaian kesehatan koperasi sebagai instrumen untuk menjaga keberlanjutan, akuntabilitas, dan transparansi lembaga koperasi.

“Penilaian kesehatan koperasi bukan sekadar kewajiban administratif, tetapi merupakan refleksi dari tata kelola dan daya tahan koperasi terhadap risiko usaha. Pengurus harus memahami setiap indikator agar dapat melakukan perbaikan internal secara berkelanjutan,” ujar Joko.

Upaya Penguatan Tata Kelola dan Transparansi

Kepala Dinkopukm, Endi Astono, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan kapasitas kelembagaan koperasi di Purbalingga agar semakin sehat dan profesional.

“Bimtek ini kami selenggarakan sebagai langkah nyata untuk membekali para pengurus koperasi dengan pengetahuan dan keterampilan menilai kesehatan koperasi mereka sendiri. Koperasi yang sehat akan tumbuh kuat dan mampu memberikan manfaat nyata bagi anggotanya serta perekonomian daerah,” tutur Endi.

Berpedoman pada Regulasi Nasional

Materi yang disampaikan dalam Bimtek ini merujuk pada Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi sebagaimana diatur oleh Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, khususnya bagi Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Unit Simpan Pinjam (USP).

Penilaian kesehatan koperasi dilakukan dengan mempertimbangkan sejumlah aspek utama, meliputi:

  • Permodalan dan likuiditas,
  • Kualitas aktiva produktif,
  • Efisiensi dan rentabilitas usaha,
  • Kepatuhan terhadap AD/ART dan tata kelola kelembagaan, serta
  • Manajemen risiko dan perlindungan anggota.

Setiap indikator dinilai menggunakan sistem pembobotan tertentu yang menghasilkan skor akhir kesehatan koperasi, dengan klasifikasi “Sehat”, “Dalam Pengawasan”, dan “Dalam Pengawasan Khusus”.

Dorong Kemandirian dan Self-Assessment Koperasi

Selain memahami mekanisme formal penilaian yang dilakukan oleh pejabat pengawas koperasi, para peserta juga dibimbing untuk melakukan self-assessment menggunakan format Kertas Kerja Pemeriksaan Kesehatan Koperasi (KKPKK). Langkah ini diharapkan menjadi budaya baru di lingkungan koperasi — di mana pengurus secara mandiri dapat mengidentifikasi potensi kelemahan dan merencanakan tindakan korektif sebelum dilakukan pemeriksaan eksternal.

Menurut Joko Yulianto, kemampuan koperasi dalam melakukan penilaian mandiri merupakan bagian penting dari transformasi kelembagaan koperasi menuju entitas ekonomi modern.

“Koperasi yang mampu menilai dan memperbaiki dirinya sendiri menunjukkan kematangan organisasi. Inilah semangat modernisasi koperasi yang sejatinya ditekankan oleh regulasi nasional,” jelasnya.

Langkah Strategis Dinkopukm Purbalingga

Dinkopukm Kabupaten Purbalingga berkomitmen untuk terus memperkuat koperasi melalui program pelatihan dan pendampingan teknis yang berkelanjutan. Setelah kegiatan ini, koperasi peserta diharapkan dapat melakukan evaluasi rutin dan menyusun rencana tindak lanjut perbaikan (action plan) sesuai hasil penilaian kesehatan masing-masing.

“Kami ingin koperasi di Purbalingga tidak hanya banyak secara jumlah, tetapi juga kuat secara kualitas. Kesehatan koperasi adalah fondasi bagi kepercayaan anggota dan mitra usaha,” tegas Endi Astono.

Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan koperasi binaan Dinkopukm Purbalingga semakin memahami pentingnya tata kelola yang transparan, profesional, dan akuntabel. Koperasi yang sehat akan menjadi penggerak utama dalam mewujudkan ekonomi lokal yang inklusif dan berdaya saing.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan